Share |

Apr 15, 2010

Tidung Island : Magical Heaven in Little Village part 2

Sesampainya di penginapan Lima Saudara, hal yang lucu adalah terdapat tulisan Ayu yang merupakan nama kecil Sasha, dan juga tulisan pemesan "Kang Arif". Hahaha. Ternyata Ayu ini adalah nama Wisma nya. Kirain...
Dan hal lucu lain adalah ternyata seniorku yang sudah lulus itu menginap persis di penginapan samping penginapan kami. Itu penginapan Lima Saudara milik Pak Mid juga. Jadi, dalam satu halaman terdapat empat rumah kecil milik Pak Mid.



Setelah melepas kepenatan dan menyusun plan akan ke mana saja kita plus berdiskusi dengan tetangga sebelah, kami melanjutkan perjalanan kami kembali. Tujuan pertama : ke Kantor Lurah. Buat apa? Untuk mencari data yang diperlukan untuk riset kami. Ahaha... Sayangnya Pak Lurah atau wakil lurahnya sedang istirahat, dan kata mas penjaga di sana beliau bisa dijumpai setelah Dzuhur. Jadi.... kami pergi untuk mencari sepeda. Termasuk ke tempat Bang Asep yang namanya sangat tenar di blog orang-orang yang berwisata ke Pulau Tidung sebelumnya. Dan ternyata... BINGO! Semua sepeda sudah dibooking atau dengan kata lain kami kehabisan sepeda. Sempat bingung juga, bagaimana caranya untuk nanti ke jembatan yang menghubungkan dengan Pulau Tidung kecil. Atau mau menyewa motor saja? Lebih mahal sih, Rp 50.000,- untuk satu hari. Ada juga becak dengan tarif ke jembatannya Rp 15.000,- , sama dengan tarif sewa sepeda seharian. Sedikit putus asa, kami memutuskan untuk tetap berjalan sambil mencari persewaan sepeda. Sebagai tips, jangan ikut-ikutan kami ya, yang baru mencari sepeda setelah sampai pulau agak lama. Seharusnya kita sudah mencari sepeda begitu turun dari kapal, atau booking dari awal sebelum datang ke Pulau Tidung. Hehehe... Cari aman lah.

Tapi untungnya... ketika sedang berjalan, aku melihat ada sekitar 2 sepeda diparkir di dekat dermaga dan di seberang rumah penduduk. Aku pun kemudian berinisiatif untuk bertanya pada penghuni rumah tersebut apakah sepeda tersebut disewakan atau tidak. Di halaman rumahnya pun terdapat beberapa sepeda diparkir. Sayangnya, sepeda tersebut tidak disewakan. Tapi kabar baiknya... ibu yang baik hati itu membantu kami untuk mencarikan sepeda di rumah-rumah lain. Dia bertanya kami butuh berapa sepeda. Kami pun menjawab kalau ada 5, ya bagus, kalau tidak 3 saja, jadi kami terpaksa berboncengan nanti.
Beberapa menit kemudian Ibu itu kembali dengan membawa 2 sepeda. Saking baiknya, dia bahkan menawarkan satu sepeda miliknya untuk disewakan. Kami tidak menyangka penduduk Pulau Tidung sebaik dan seramah ini. Jadi terharu...

Jadi, aku berboncengan dengan Yodsa, Sasha dengan Arif, dan Riri naik sepeda sendirian.




Setelah mendapat sepeda, kami kembali ke penginapan sebentar untuk sholat dzuhur, kemudian baru ke kantor Lurah untuk bertemu dengan Pak Mashud wakil Lurah untuk wawancara. Tentang apa? Pastinya tentang Pulau Tidung, hehe.


Setelah selesai kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan Pak Mashud.



Baru setelah selesai wawancara, kami bisa berjalan-jalan. Hehe... Dengan sepeda, kami mengelilingi pulau Tidung besar menuju jembatan penyeberangan ke Pulau Tidung kecil. Di jalan, kami menjumpai SMK, Puskesmas, dan Kantor Kepolisian.



Tiba-tiba... ada sesosok bapak dengan mengenakan kaos polisi memberhentiksan kami untuk mengajak istirahat dulu. Dia bilang, "Capek kan? Ayo istirahat, duduk-duduk dulu, sambil minum kelapa muda." Kami kira kelapa mudanya gratis, waktu dia tanya mau pesan berapa, kami bilang 3 aja. Tapi dia melanjutkan, 4 aja, biar pas Rp 20.000,-. Oh, ternyata bayar. Dia pun membelah kelapa muda itu dengan tenaganya sendiri. Dengan tangan? Pake pisau lah. Sambil menikmati kelapa muda, kami pun menyempatkan diri untuk berfoto dengan beliau.


Kelapa muda habis, bayar, lanjut lagi sepedaan. Kami mampir ke pantai dulu untuk melepas kelelahan, dan tentu saja berfoto ria.








Akhirnya kami menemukan tempat penitipan sepeda yang cukup ramai. Terdapat meja di mana karcis dibagikan dan nama penitip dicatat di dalam buku. Aku tulis saja nama Arif, hehe. Kemudian karcisnya aku berikan ke dia.

Jembatan Pulau Tidung berada di hadapan kami. Ketika berjalan menyusuri jembatan, kami melihat pemandangan yang sangatttt indah. Tentu saja kami berfoto ria di sini.















hati-hati ada beberapa bagian jembatan yang rusak





BERSAMBUNG KE PART 3 (FINAL)

1 comment:

  1. ...temen-temen, mampir
    iah ke blogkuuu, aku lagi ikutan lomba blog niihh,jangan lupa kasih
    coment iahhh,, kontribusi kalian sangat berarti ...langsung klik ini
    iah : http://pelangiituaku.wordpress.com/2010/05/10/seorang-cowok-menjaga-kesehatn-kulit-wajar-nggak-sih/ ... semangat blogger 2010 !!!! ...

    ReplyDelete

Any comment, please?